Scarflovers, mungkin Anda merasakan betapa sulitnya kondisi ekonomi belakangan ini, ya? Hal ini tentunya jadi perhatian besar bagi banyak Muslimpreuner atau pelaku usaha di Indonesia.
Melansir dari Data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami deflasi mulai Mei 2024 dengan angka 0,03 persen. Angka ini kemudian turun menjadi 0,08 persen di bulan Juni, 0,18 persen di Juli, 0,03 persen di Agustus, dan 0,12 persen di September.
Fenomena ini yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Lalu, faktor lain apa sih yang menyebabkan turunnya daya beli masyarakat saat ini? yuk simak artikel berikut ini!
1. Inflasi Tinggi
Inflasi yang melonjak dengan cepat dan tak terkendali bisa menggerus tabungan dan pendapatan masyarakat. Akibatnya, banyak orang menjadi ragu untuk membeli barang atau jasa, karena merasa daya beli mereka semakin menipis.
2. Nilai Tukar Mata Uang
Dilansir dari ocbc.id, nilai tukar mata uang yang tidak stabil dapat mempengaruhi harga barang impor dan ekspor, sehingga pada akhirnya berimbas pada penurunan daya beli masyarakat menurun di berbagai negara.
3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Fenomena pemutusan hubungan kerja telah meningkatkan angka pengangguran. Akibatnya, banyak orang terpaksa mengandalkan tabungan atau mencari pendapatan yang cenderung tidak menentu, sehingga pendapatan setiap harinya tidak dapat dipastikan.
4. Terbatasnya Peluang Kerja
Kurangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu penyebab utama penurunan daya beli. Ketika banyak orang kesulitan menemukan pekerjaan, mereka tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kemampuan untuk berbelanja pun berkurang.
5. Kenaikan Pajak
Kenaikan pajak umumnya dipotong dari penghasilan, sehingga dapat menurunkan daya beli masyarakat karena mengurangi pendapatan riil. Dengan pendapatan yang lebih rendah, konsumsi masyarakat berkurang, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
7. Ketersediaan Kredit
Ketersediaan kredit mempengaruhi daya beli masyarakat, karena mereka membeli barang mahal dengan sistem pinjaman, sehingga beban hutang meningkat. Akses kredit yang baik mendorong belanja lebih banyak, meningkatkan daya beli, dan memperlancar perputaran uang dalam perekonomian, sementara lembaga keuangan juga mendapat keuntungan dari bunga pinjaman.
Scarflovers, meski kondisi ekonomi saat ini cukup menantang, kita harus tetap optimis dan berusaha mencari cara untuk bertahan dan berkembang. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli kita bisa membantu kita untuk lebih bijak dalam menghadapi situasi ini.
Semoga dengan informasi ini, kita semua bisa lebih siap menghadapi tantangan ekonomi, berinovasi, dan terus mendukung satu sama lain, terutama bagi para Muslimpreneur yang terus berjuang.