Lika liku perjalanan kemerdekaan Indonesia membuat mata berkaca-kaca. Dahulu, para pahlawan berjuang sekuat tenaga demi bendera merah putih berkibar dengan gagah.
Meski demikian, kita bisa saja terjajah. Apabila kita terjerumus propaganda melalui internet khususnya media sosial terus dilakukan untuk menjauhkan masyarakat dari pola beragama dan bernegara yang telah diwariskan para pendiri bangsa.
Berbagai macam aliran dan paham keagamaan transnasional melakukan penetrasi untuk mengubah tatanan beragama dan berbangsa yang cukup ideal bagi bangsa Indonesia ini.
Kalimat bijak hubbul wathan minal iman (nasionalisme adalah sebagian dari iman) perlu kita contoh dari Rasulullah yang juga telah mengingatkan untuk tetap cinta kepada negeri sendiri.
Melansir dari NU Online, sebuah kisah dalam sebuah hadits dari penuturan Ibnu Abbas ra yang diriwayatkan dari Ibnu Hibban menyebutkan,
“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu” (HR Ibnu Hibban).
Dari hadits ini kita tahu bahwa bagaimanapun tanah air adalah tempat yang paling tidak bisa dilupakan dalam kehidupan seseorang. Tanah air adalah tempat yang paling dirindukan sehingga perlu untuk dipertahankan keamanan dan kemerdekaannya karena darinya banyak kenangan indah yang tak ingin dirusak dengan hal-hal buruk.
Jangan sampai kita menjadi orang yang malah merusak tatanan damai ini. Kita harus melihat masa lalu untuk bekal menatap masa depan.
Allah swt berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 18:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah.”
Semoga kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia ini bisa kita pertahankan sehingga keamanan akan terus kita rasakan yang berbuah kepada semakin kuatnya keimanan dan ketakwaan kita pada Allah swt. Amiin.