Inilah! Sosok 4 Ilmuan Wanita Terkemuka Indonesia Pemenang L’Oreal-UNESCO For Women in Science

Penghargaan Internasional L’Oréal-UNESCO For Women in Science diberikan setiap tahun kepada  ilmuwan wanita terkemuka. Acara ini dilakukan melalui konferensi virtual (10/11) dengan tema “Science Saves Lives”, L’Oréal-UNESCO For Women in Science.

Dalam acara ini  L’Oréal-UNESCO For Women in Science menganugerahkan beasiswa kepada empat peneliti perempuan Indonesia untuk menghadirkan solusi dari berbagai tantangan.

Sejak tahun 2004 program ini dijalankan di Indonesia atas kerjasama yang didukung oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kemdikbud dengan tujuan untuk mengakui, menyemangati dan mendukung wanita di bidang sains. Inilah 4 perempuan, pemenang L’Oreal-UNESCO For Women in Science 2021 di bidang sains yang akan menjadi role model bagi orang lain, berikut ini diantaranya:

 

1. Febty Febriani, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Fisika-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Dalam ilmuan ini Febty sedang melakukan analisa pada data geomagnetik dalam rangka memetakan karakteristik heterogenitas kerak bumi Indonesia dan membangun sistem dengan metode yang divalidasi untuk menentukan prakiraan gempa jangka pendek dengan menggunakan data geomagnetik. Dalam hal ini Febry ingin membantu masyarakat khususnya daerah yang sering terdampak gempa bumi untuk memberitahu early warning system yangmemperkirakan akan terjadinya gempa pada masa yang akan datang.

Baca juga  Aplikasi Yang Wajib Ada di Ponsel Para Wanita!

 

2. Fransiska Krismastut, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Kimia-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Fransiska berencana untuk mengembangkan platform deteksi optik berdasarkan struktur nano Zinc oxide (ZnO) dari limbah seng yang diperoleh dari produk samping pabrik galvanisasi yang kemudian dimodifikasi dengan pewarna alam anthocyanin (ANT) yang berasal dari kol ungu sebagai pemantauan visual pH pada luka kronis. ZnO dapat mencegah pertumbuhan bakteri di luka, sedangkan pewarna alam ANT memiliki sifat sensitif terhadap perubahan pH, yang merupakan salah satu penanda kondisi luka kronis. Perubahan warna ANT yang mengindikasikan kondisi luka yang membaik atau memburuk ini dapat diamati secara langsung oleh pasien luka kronis sehingga pasien bisa mengetahui kondisi lukanya.

 

3. Dr. Magdalena Lenny Situmorang dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Baca juga  Vaksin COVID-19 Tahapan 7 di Indonesia Tiba, Ada 16 Juta Bulk Sinovac

Dr. Lenny bertujuan untuk mengembangkan pakan fungsional dengan suplementasi sinbiotik yang berguna untuk ketahanan tubuh udang. Hewan perikanan budidaya, termasuk udang, menjadi sumber protein yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, namun tingginya risiko wabah penyakit masih membawa kerugian pada industri udang. Keberadaan bakteri patogen pada produk perikanan, terlebih penyebab zoonosis seperti Vibrio parahaemolyticus, dapat mengancam kesehatan pengonsumsinya. 

 

4. Peni Ahmadi, Ph.D dari Peneliti di Pusat Riset Bioteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Peni meneliti tentang senyawa bioaktif dari invertebrata laut indonesia yang berpotensi sebagai obat ampuh penyembuhan kanker payudara. Dengan pengalaman dimiliki Peni sebagai seorang ilmuwan di Jepang dan ilmu kelautan, Peni berusaha untuk mencari obat anti kanker dari biota laut yang berada di perairan Indonesia. Dengan menciptakan terapi yang dapat membantu menyembuhkan kanker payudara tanpa memberikan efek samping yang berbahaya bagi pasien.

 

 

(DT)

Translate »