Varian Delta Covid-19 sudah menyebar di 70 negara seperti Malaysia, Cina, Amerika Serikat, dan salah satunya Indonesia. Varian Delta yang juga dikenal sebagai B.1.617.2, pertama kali terdeteksi di India tetapi sejak itu muncul di lebih dari 70 negara.
Varian baru ini dikenal lebih mudah menyebar dari varian sebelumnya dan juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Virus ini sangat mengkhawatirkan bagi orang yang tidak divaksinasi dan mereka yang memiliki respons kekebalan yang lebih lemah terhadap virus.
Gejala yang disebabkan oleh varian Delta?
Gejala paling umum untuk varian Delta adalah demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek. Tingkat virus dalam tubuh meningkat lebih tinggi dari sebelumnya terlihat selama pandemi. Dan lebih banyak orang menjadi sakit parah dalam 3 atau 4 hari.
Untuk orang yang lebih muda, ini mungkin terasa seperti pilek. Tetapi mereka masih bisa menyebarkan virus ke orang lain yang lebih berisiko terkena penyakit parah, termasuk mereka yang belum divaksinasi sepenuhnya. Bahkan orang dengan infeksi tanpa gejala dapat menularkan virus ke orang lain.
Seberapa menularkah varian Delta?
Melansir dari Healthline, menurut Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock varian Delta sekitar 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha, yang sebelumnya dominan di negara itu, lapor BBC News.
Seberapa parah penyakit yang disebabkan oleh varian Delta?
Varian Delta dapat meningkatkan risiko rawat inap dibandingkan dengan varian Alpha. Satu analisis oleh Public Health England (PHE) terhadap lebih dari 38.000 kasus COVID-19 di Inggris menemukan bahwa orang dengan varian Delta 2,61 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang memiliki varian Alpha.
(HV)