Malam Nuzulul Quran, Momen yang Selalu Dinantikan Saat Ramadan

Ada banyak sekali hal yang dinanti-nantikan saat bulan Ramadan, salah satunya adalah malam Nuzulul Quran. Momen ini selalu diperingati setiap tanggal 17 Ramadan.

Malam Nuzulul Quran diartikan sebagai malam diturunkannya Alquran ke bumi. Dimana Alquran adalah pedoman bagi seluruh umat Islam di muka bumi.

Alquran diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira untuk membawakan petunjuk bagi umat manusia.

Malam Nuzulul Quran sendiri memiliki perbedaan dengan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik daripada seribu bulan.

Mengutip laman islam.nu.or.id, terdapat beberapa penafsiran yang berbeda terkait hal tersebut. Diantaranya menjelaskan bahwa Alquran diturunkan sebanyak dua kali. Pertama secara keseluruhan (jumlatan wahidah), dan yang kedua secara bertahap (najman najman).

Allah SWT menurunkan Alquran lebih dulu dan dikumpulkan menjadi satu di Baitul Izzah, yang kemudian meminta Malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur di waktu yang berbeda. Ada yang mengatakan proses penurunan Alquran dilakukan selama 20 tahun, ada pula yang mengatakan selama 21 tahun.

Baca juga  Bahaya Tonsillitis, Penyakit yang Diidap Cita Citata

Syekh Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi menegaskan:

وَلَا خِلَافَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عَلَى مَا بَيَّنَّاهُ جُمْلَةً وَاحِدَةً، فَوُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي سَمَاءِ الدُّنْيَا، ثُمَّ كَانَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ بِهِ نَجْمًا نَجْمًا فِي الْأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِي وَالْأَسْبَابِ، وَذَلِكَ فِي عِشْرِينَ سَنَةً.

“Tidak ada perbedaan bahwa Al-Qur’an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan seperti penjelasan kami. Maka Al-Qur’an terlebih dahulu diletakan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril menurunkannya secara berangsur tentang perintah, larangan dan sebab-sebab lainnya. Demikian itu terjadi selama 20 tahun.”

Baca juga  NU Jelaskan Takbir yang Masih Terdengar Usai Hari Raya

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أُنْزِلَ الْقُرْآنَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ جُمْلَةً وَاحِدَةً إِلَى الْكَتَبَةِ فِي سَمَاءِ الدنيا، ثم نزل بِهِ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ نُجُومًا- يَعْنِي الْآيَةَ وَالْآيَتَيْنِ- فِي أَوْقَاتٍ مُخْتَلِفَةٍ فِي إِحْدَى وَعِشْرِينَ سَنَةً

“Sahabat Ibnu Abbas berkata, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh secara menyeluruh kepada para malaikat pencatat wahyu di langit dunia, kemudian Jibril turun membawanya secara berangsur, satu dan dua ayat, di waktu yang berbeda-beda selama 21 tahun.” (Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an/Tafsir al-Qurthubi, juz 2, hal. 297).

Meski demikian, malam yang suci ini harus dimanfaatkan dengan baik, apalagi jika mengingat hanya datang sekali dalam setahun. Selama masih diberikan kesempatan untuk bisa bertemu Ramadan dan Malam Nuzulul Quran, yuk sama-sama tingkatkan ibadah kita, Scarf Lover!

Translate »