Waktu Tidur yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Sebagai seorang manusia, kita perlu beristirahat dengan tidur. Dilansir dari nu.or.id, di dalam Al Quran pun menjelaskan

وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (QS Ar-Rum: 23).

Lantas kapan kita harus tertidur dan kapan pula Allah SWT tidak menganjurkan kita untuk tertidur?

Waktu yang tdak diperbolehkan kita tertidur adalah

Tidur setelah shalat subuh sampai terbitnya matahari.

Baca juga  Apakah Barang yang Kita Miliki Akan Dihisab?

Tidur di waktu ini dipandang akan menjadikan orang yang melakukannya terhalangi mendapatkan berkahnya rezeki dan umur. Sebab waktu-waktu tersebut merupakan waktu diturunkannya keberkahan rezeki pada seseorang

Tidur setelah masuk waktu ashar. Tidur pada waktu ini berisiko mengurangi daya aktif akal pelakunya.

Dalam salah satu hadits dijelaskan:
مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

“Barang siapa tidur setelah waktu Ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri” (HR Ad-Dailami).

Meski para ulama menghukumi hadits di atas sebagai hadits dlaif namun hadits di atas masih relevan dalam konteks fadla’il al-a’mal (perbuatan keutamaan).

Baca juga  Tampil Playful dengan Outfit Penuh Warna

Waktu tidur yang tidak dianjurkan ketiga, adalah tidur sebelum melaksanakan shalat isya’.

Dalam salah satu hadits shahih dijelaskan: كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ العِشَاءِ وَالحَدِيثَ بَعْدَهَا البخاري

“Sesungguhnya Rasululullah tidak senang tidur sebelum shalat Isya’ dan berbincang-bincang setelah shalat Isya’” (HR al-Bukhari).

Sedangkan waktu tidur yang dianjurkan oleh syara’ adalah tidur di waktu qailulah.

قِيلُوا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَقِيلُ

“Tidurlah qailulah (siang hari) kalian, sesungguhnya Syetan tidak tidur di waktu qailulah” (HR ath-Thabrani)

Waktu qailulah ini ada yang menafsirkan tidur sebelum waktu dhuhur (tergelincirnya matahari), ada pula yang menafsirkan setelah masuk waktu dhuhur.

Translate »