Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah mempersiapkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah di era pandemi Covid-19. Upaya ini tetap mendukung protokol kesehatan maupun pengaturan teknis KBM tatap muka di kelas dan guru.
Dedi Budiono sebagai Pelaksana Harian Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta mengatakan, buku panduan protokol kesehatan di sekolah dan sarana pendukung sudah dilengkapi. Misalnya wastafel.
Melansir dari warta.jogjakota.go.id yang diterima Kamis (25/03/2021), Dedi menyatakan 99 persen penyiapan KMB tatap muka di sekolah itu sudah sesuai ketentuan dan protokol kesehatan. Termasuk disesuaikan dengan peraturan surat keputusan bersama 4 menteri. Pihaknya sudah melakukan verifikasi protokol kesehatan di sekolah untuk KMB tatap muka. Akan tetapi, belum dilakukan penilaian mana sekolah yang sudah bagus dan yang belum.
“Itu akan kami lakukan dan rapatkan dulu. Kami tidak bisa sendiri karena penanganan Covid-19 di kota dan DIY dulu. Ini menyangkut keselamatan di atas segalanya,” terang beliau.
Ia menjelaskan Disdikpora Kota Yogyakarta belum memutuskan waktu dan jenjang satuan pendidikan yang akan melaksanakan KBM tatap muka. Namun merujuk pada arahan Gubernur DIY KBM tatap muka dimulai dari jenjang atas ke bawah. Misalnya untuk jenjang siswa TK akan sulit diatur dibandingkan siswa SMP yang bisa memahami penjelasan guru dan orangtua seperti soal menjaga jarak.
“Apakah sekolah yang protokol kesehatan bagus akan buka KBM tatap muka dulu atau bagaimana, kami akan konsultasikan dengan Walikota dan Wakil Walikota. Tentu kami juga mengacu yang diterapkan Pemda DIY yang akan memulai dengan percontohan KBM tatap muka di beberapa sekolah,” imbuh Dedi.
Kemudian Dedi menambahkan, KBM tatap muka dilaksanakan maka teknis pembelajaran menerapkan satu siswa dalam sehari KBM maksimal 2 jam mata pelajaran dengan durasi 90 menit. Setiap kelas rombongan belajar akan terbagi menjadi 3 kelas dengan 2 sesi sebagai social distancing. Sebagai contoh, SD dibagi kelas 1 sampai 6 maka dalam seminggu tiap siswa hanya masuk satu hari. Pengaturan berlaku dari sejak siswa masuk diantar ke sekolah sampai dijemput orangtua.
“Untuk guru dan tenaga kependidikan di kota sudah kami daftarkan semua untuk vaksinasi Covid-19. Jumlahnya sekitar 8.000 orang dan kini dalam proses vaksinasi,” jelasnya.
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan vaksinasi bagi guru adalah bagian untuk mempersiapkan KMB tatap muka secara bertahap di Kota Yogyakarta. Dalam KBM tatap muka harus mendapat persetujuan orangtua. Bilamana orangtua tidak memberikan izin. Maka, tidak masalah dan KBM akan tetap dilayani secara daring oleh sekolah.
“Sekolah tidak perlu khawatir, ini menjadi tanggung jawab penuh Pemkot Yogya. Sekolah akan di-monitoring oleh camat dan Koramil selaku satgas Covid-19 di wilayah masing-masing. Puskesmas juga harus siap memantau sekolah di wilayah dan ambulans harus siaga,” ujar Haryadi.
Berikutnya, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi terus mengkaji jenjang sekolah yang menerapkan KBM tatap muka kala pandemi. Kewenangan Pemkot Yogyakarta pada jenjang SMP hingga TK. Untuk waktu pelaksanaan KBM tatap muka juga mempertimbangkan jumlah kasus Covid-19.
“Sedang kami kaji apakah SMP SD sudah layak atau belum untuk KBM tatap muka. Untuk TK kami belum izinkan tatap muka. Kalau tidak ada perubahan kasus signifikan, kemungkinan tahun ajaran baru besok KBM tatap muka akan dimulai,” tandasnya.
.(BR)