16 Desa Wisata Berkelanjutan Raih Prestasi dari Menparekraf

Dalam rangka penyerahan sertifikat dan piagam penghargaan sertifikasi desa wisata berkelanjutan tahun 2020, Sandi memberikan penghargaan kepada 16 Desa Wisata Berkelanjutan yang telah berupaya mendorong quality tourism (pariwisata berkualitas) dan meningkatkan lapangan pekerjaan yang luas. 

Kegiatan ini diselenggarakan di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta pada Selasa (2/3). Sertifikasi dilaksanakan sebagai perwujudan dari wisata yang berkualitas di tengah kondisi COVID-19 dengan menerapkan 4K, yaitu Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan.

Sebanyak 16 desa yang berhasil mendapatkan sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan, dan ada lebih dari 200 desa yang ditargetkan untuk menjadi Desa Wisata Mandiri di tahun 2024 nanti. Pembangunan pariwisata berkelanjutan ini dipercaya menjadi tren yang dapat meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan.

Image: Unsplash by Atilla Taskiran

Berikut daftar 16 desa tersebut, di antaranya:

  1. Batulayang, Kabupaten Bogor
  2. Kandri, Kota Semarang
  3. Lerep, Kabupaten Semarang
  4. Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul
  5. Pentingsari, Kabupaten Sleman
  6. Candirejo, Kabupaten Magelang
  7. Karangrejo, Kabupaten Magelang
  8. Jatimulyo, Kabupaten Kulonprogo
  9. Osing Kemiren, Kabupaten Banyuwangi
  10. Penglipuran, Kabupaten Bangli
  11. Pemuteran, Kabupaten Buleleng
  12. Pujon Kidul, Kabupaten Malang
  13. Sesaot, Kabupaten Lombok Barat
  14. Kembang Kuning, Kabupaten Lombok Timur
  15. Bilebante, Kabupaten Lombok Tengah
  16. Liang Ndara, Kabupaten Mangarai Barat
Baca juga  Kemensos Kebakaran Dini Hari Tadi

Menparekraf mengatakan bahwa sertifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengakuan atau rekognisi akan adanya standar kualitas untuk semua operator bersertifikat, dukungan terhadap pelestarian bumi, dan bertanggung jawab menekankan pada produk yang berkelanjutan, menciptakan koneksi, kemitraan yang bermakna dan hubungan peningkatan nilai, yang dapat memperluas jangkauan program Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia.

Beliau juga meyakini konsep Desa Wisata Berkelanjutan sesuai dengan moto baru kemenparekraf, yaitu quality and sustainable tourism. Pariwisata dengan prinsip berkelanjutan sehingga bisa menciptakan pariwisata yang melestarikan dan menyejahterakan. 

Baca juga  Maldives, Pulau ramah muslim yang bisa jadi destinasi liburan selanjutnya

Penerapan standar berkelanjutan berfokus kepada tiga aspek keberlanjutan, yakni aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi. Ketiga aspek ini akan menjadikan Desa Wisata Berkelanjutan lebih berkualitas, lebih kredibel, dan mampu berkolaborasi serta bersaing secara domestik dan internasional. 

Tak hanya itu, Sandi berkomitmen untuk mengimplementasikan pariwisata berkelanjutan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan RPJMN, di mana Kemenparekraf menargetkan 244 Desa Wisata menjadi Desa Wisata Mandiri hingga 2004, salah satunya dengan sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan. 

Kini terdapat 244 Desa Wisata yang sedang dikembangkan hingga tahun 2024, sebagai berikut:

  • 54 desa wisata dalam tahap rintisan
  • 144 desa wisata dalam tahap berkembang
  • 48 desa wisata sudah maju

Kemenparekraf akan terus membimbing desa tersebut demi terwujudnya Desa Wisata Mandiri Tahun 2024.  

(BR)

Translate »