Belakangan ini Presiden Jokowi dan beberapa pejabat lainnya sudah menerima suntikan Vaksin Sinovac. Akan tetapi, hal tersebut mengundang pertanyaan besar atas berbagai berita yang beredar luas mengenai efektivitas vaksin Sinovac. Karenanya, penerima vaksin bisa memungkinkan terinfeksi virus Covid-19. Mengapa demikian?
Kementrian Kesehatan pun memberikan klarifikasi singkat lewat infografis pada akun resmi instagram @kemenkes_ri, sebagai berikut:
- Vaksinasi Covid-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan dan perlu waktu satu bulan untuk ciptakan imunitas.
- Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal dan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.
- Vaksin membutuhkan waktu 14-28 hari setelah penyuntikan kedua untuk membangun jumlah antibodi yang optimum supaya memberikan perlindungan yang maksimal.
Vaksin Sinovac merupakan vaksin berisi virus mati atau inactivated jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi. Saat seseorang dinyatakan positif setelah vaksinasi, itu artinya saat divaksinasi seseorang tersebut sudah terpapar/terinfeksi COVID-19 tapi tidak menunjukkan gejala dan sedang dalam masa inkubasi. Harapan ketika pasca vaksinasi adalah tes antibodi menjadi reaktif, artinya kekebalan telah terbentuk.
Vaksin COVID-19 Sinovac telah teruji keamanan, mutu, khasiat dan kehalalannya. Vaksin ini dikembangkan menggunakan metode inactivated vaccine, yang telah terbukti aman, tidak menyebabkan infeksi serius serta hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.
Pengadaan program vaksinasi bukan berarti membuat diri bebas akan virus Covid-19. Oleh sebab itu, seluruh warga Indonesia dihimbau untuk tetap menjalankan prokes (protokol kesehatan). Mari bersama-sama menunggu waktu demi tercapainya kekebalan kelompok (Herd Immunity).
Jadi, bagi siapa yang sudah menerima suntikan pertama ataupun sedang menunggu untuk tetap displin pada prokes. Ingat pesan ibu untuk selalu upayakan 3M dan 3T serta vaksinasi. Jangan lupa vaksinasi dosis kedua ya Scarf Lover!
(BR)