Bagi masyarakat Betawi atau yang tinggal di Jakarta tentu sudah tidak asing lagi dengan nama bir pletok. Bir pletok terbuat dari campuran rampah-rempah seperti jahe, daun pandan, serai dan kayu secang . Minuman bir pletok asal Betawi ini merupakan satu-satunya minuman dengan nama bir yang sudah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
Namun meski demikian, ternyata tidak semua produsen minuman bir pletok mendapatkan sertifikat halal lho, Scarf Lover. Karena tiap produsen tetap harus mendaftarkan diri dan dilakukan pengecekkan sebelum akhirnya ditetapkan sebagai produk halal. Karena bukan tidak mungkin jika dalam proses pembuatannya, produsen bir pletok betawi menambahkan bahan-bahan yang diragukan kehalalannya.
Berdasarkan komisi Fatwa MUI Nomor 4 tahun 2003, telah disebutkan bahwa “tidak boleh mengkonsumsi makanan/minuman yang menggunakan nama-nama makanan/minuman yang diharamkan “.
Mengingat nama minuman ini sudah menjadi nama yang melekat di masyarakat dan menjadi tradisi turun menurun, maka MUI memberikan kelonggaran kepada produsen Bir Pletok Betawi untuk mengajukan sertifikasi halal tanpa harus merubah namanya.
“Keputusan kehahalannya tetap mengacu pada hasil pemeriksaan auditor LPPOM MUI dan Rapat Komisi Fatwa.” ujar Muti Arintawati mengutip laman MUI.
Penegasannya tersebut disampaikan untuk menghapus kesan bahwa minuman Bir Pletok Betawi otomatis dinyatakan halal. Padahal, Rapat Komisi Fatwa MUI hanya menetapkan minuman ini dapat diajukan sertifikasi halalnya tanpa harus mengganti nama, bukan menetapkan kehalalan Bir Pletok Betawi secara otomatis.
Menurut Indra Sutisna, selaku pakar masyakat Betawi menjelaskan terdapat tiga versi asal kata Bir Pletok yaitu pada versi pertama kata Pletok dibuat dari bambu yang di tutup kemudian dituangkan sehingga menghasilkan bunyi pletok. Versi kedua, pada saat diminum dan di taruh di teko yang bahannya alumunium dan di campur dengan es, kemudian dikocok dan bunyilah pletok. Sementara versi ketiga, ada buah secang yang kalau buahnya tua berwarna hitam yang kemudian dibuang bijinya dan dipukul sehingga bunyilah pletok.
Dalam proses pengolahan bir pletok ini biasanya, butuh waktu yang lama sekitar satu hingga dua jam karena dibutuhkan prose spengolahan baha-bahan agar memberikan hasil akhir yang sempurna.
Bicara soal manfaat, kandungan jahe sebagai bahan utama pembuatan bir pletok tidak hanya menghilangkan rasa mabuk dan mual-mual, namun juga ada manfaat lainnya seperti.
- Meningkatkan nafsu makan .
- Mengurangi nyeri pada lambung
- Mengatasi peradangan pada arthritis/radang sendi
- Mengatasi ejakulasi dini.
- Mencegah kemandulan dan Memperkuat daya tahan sperma.
Tidak hanya jahe, kayu secang pada bir pletok juga memiliki beragam manfaat lho, Scarf Lover. Misalnya seperti mengobati diare, disentri, luka dalam, memar, malaria, dan lain sebagainya.
Wah, tidak hanya lezat, minuman tradisional bir pletok memiliki segudang manfaat ya, Scarf Lover. (TS)