4 Tips dari Psikolog Harvard untuk Tingkatkan Kinerja Otak Anak!

Otak berperan penting dalam tumbuh kembang si buah hati yang akan menentukan perilaku anak di masa depan.

Berdasarkan penelitian bertahun-tahun dalam ilmu saraf dan psikologi, berikut adalah empat aturan pengasuhan untuk meningkatkan kinerja otak anak dari psikolog University Harvard.

 

  1. Bicara dan bacakan untuk anak Anda

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, semakin banyak kata yang anak dengar, semakin besar efeknya. Mereka juga akan memiliki kosakata dan pemahaman bacaan yang lebih baik.

Terlebih, saat orang tua mengajari mereka “kata-kata emosional “ berupa sedih, bahagia, atau frustasi bisa sangat bermanfaat untuk perkembangan si buah hati.

Anda dapat mengelaborasi perasaan orang lain dengan membicarakan tentang apa yang sedang terjadi: “Lihat anak laki-laki yang menangis itu? Dia merasakan sakit karena jatuh dan lututnya tergores. Dia sedih dan mungkin ingin mendapatkan pelukan dari orang tuanya.”

Baca juga  Si Kecil Tidak Suka Air Mineral? Yuk Coba Trik Berikut

 

  1. Jelaskan aktivitasnya, bukan orangnya

Ketika putra Anda memukul kepala putri Anda, jangan langsung panggil dia “anak nakal”. Lebih baik katakan: “Berhenti memukul adikmu. Itu menyakitinya dan membuatnya merasa kesal. Katakan padanya bahwa kamu menyesal.”

Anda tidak disarankan pula untuk memanggil putri Anda dengan sebutan “gadis yang baik.” Sebaliknya, komentari tindakannya: “Kamu membuat pilihan yang baik untuk tidak memukul balik kakakmu.” Kata-kata seperti ini, niscaya akan membantu otak anak membangun konsep yang lebih berguna tentang tindakannya dan perkembangan pada dirinya sendiri.

 

  1. Bantu anak Anda meniru perilaku Anda

Pernahkah suatu ketika, anak Anda meniru pekerjaan rumah yang sedang Anda lakukan? Perilaku meniru tersebut merupakan cara efisien untuk belajar dan memberi mereka rasa penguasaan. Jadi, berikan mereka sapu mini atau mesin pemotong rumput mainan, biarkan mereka mencontoh perilaku Anda. Namun, orang tua harus tetap waspada, lantaran anak-anak akan lebih mudah meniru Anda baik atau buruk.

Baca juga  Cara Mengajarkan Anak Menjadi Pemaaf Sejak Dini

 

  1. Jelaskan segala hal secara rinci

Tidak jarang, anak terus-menerus bertanya, “Mengapa?”, sebaliknya, hindari menjawab pertanyaan tersebut dengan, “Karena saya bilang begitu.” Sebab, anak-anak yang memahami alasan untuk berperilaku dengan cara tertentu dapat lebih efektif mengatur tindakan mereka.

Alangkah lebih baik katakan, “Saya tidak boleh makan semua kue karena saya akan sakit perut, dan kakak saya akan kecewa karena tidak makan kue ini.” Alasan tersebut disinyalir mampu membantu mereka memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan menumbuhkan empati.

Translate »