Siapa yang tidak rindu dengan daerah yang satu ini? Kata istimewa memang sudah melekat pada kota Yogyakarta, begitu pula segala kenangannya ketika kita berkunjung. Walau hanya sekedar menikmati suasananya, kuliner, hingga destinasinya. Begitu pula, cendera mata yang dibawa oleh wisatawan ketika berkunjung ke Yogyakarta. Seringkali kita bingung memilih cendera mata yang hendak dibawa pulang setelah mengunjungi Yogyakarta, selengkapnya dibawah ini Scarf Media berikan rekomendasinya.
1. Perhiasan Perak di Kotagede
Kotagede di Yogyakarta terkenal dengan pengrajin peraknya. Di sini Anda bisa menemukan pernak-pernik perak berupa anting, kalung, bros, cincin, dan gelang serta miniatur tiga dimensi yang memukau dari barang-barang ikonik di sini. Suka wayang perak, atau miniatur candi Borobudur? Semuanya pasti bisa ditemukan di sini. Anda juga dapat menyaksikan bagaimana pernak-pernik perak yang indah ini dibuat. Kunjungi “Kotagede Silver” di Jl Kemasan 26, Kotagede, Yogyakarta atau cek http://www.tokoperakkotagede.com untuk detailnya.
2. Tas Kulit dengan Kualitas Tinggi
Yogyakarta juga dikenal dengan produk kulitnya yang berkualitas tinggi. Tas, sepatu, ikat pinggang, koper, dan perhiasan yang dapat dikenakan hanyalah beberapa dari sekian banyak produk kreatif yang dibuat oleh pengrajin lokal. Ada banyak tempat untuk membelinya, tetapi Kaula Leather istimewa karena mereka juga menawarkan Anda kesempatan untuk bergabung dengan bengkel pembuatan kulit, sehingga Anda dapat membuat karya kulit Anda sendiri. Pilihan jurusannya banyak, sesuai dengan apa yang Anda minati dan waktu tinggal Anda di Yogyakarta. Selamat membuat!. Kunjungi “Kulit Kaula” di Jalan Jaya Darma No 36.B Tirtonirmolo – jl Bugisan Selatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Dan buka http://www.kaula-leather.com untuk informasi lebih lanjut.
3. Kain Lurik khas Yogyakarta
Selain batik, Yogyakarta juga dikenal dengan lurik. Anda mungkin menemukannya sebagai atasan luar lengan panjang yang dikenakan oleh beberapa joki andong andong di sepanjang Jalan Malioboro. Garis-garis hitam-coklat klasik yang terbuat dari katun yang lebih kasar, dulunya merupakan pakaian Jawa bagi penduduk lokal yang tinggal di pedesaan. Potongan lurik yang berwarna-warni saat ini digunakan sebagai aksen pada jas, tas, kain pelapis, bahkan gaun pengantin. Beberapa masih dibuat dengan pewarna alami ramah lingkungan tradisional dan tenunan halus buatan tangan, sementara yang lain menggunakan variasi kain yang lebih ringan, lembut, dan nyaman dipakai. Selamat berbelanja! Kunjungi showroom lurik di Krapyak Wetan No 133 Panggungharjo Sewon Bantul atau klik http://www.kurnialurik.com/.
4. Chocolate Bar
Indonesia adalah penghasil kakao terbesar ketiga di dunia dan pada tahun 2001, seorang pria Belgia melihat peluang untuk menciptakan cokelat berkualitas tinggi di Yogyakarta, dipadukan dengan rasa unik dari bahan-bahan lokal (salah satu hasilnya: cokelat rendang). Bergabung dengan pikiran kreatif dan wirausahawan Indonesia, ketiganya mendirikan Coklat Monggo pada tahun 2005, sebuah merek yang menjadi ciri khas sikap ramah Yogyakarta. Mereka menciptakan resep-resep unik, seperti rendang coklat. Anda dapat kunjungi Coklat Monggo di Jl. Tirtodipuran, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dan browse informasi detailnya di http://chocolatemonggo.com