Imam Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumiddin membicarakan pentingnya pendidikan anak dalam konteks Islam. Baginya, mendidik anak bukan hanya tanggung jawab materiil terkait nafkah, tetapi juga tanggung jawab spiritual sebagai amanah dari Allah kepada orang tua.
اعلم أن الطريق في رياضة الصبيان من أهم الأمور وأوكدها والصبيان أمانة عند والديه وقلبه الطاهر جوهرة نفيسة ساذجة خالية عن كل نقش وصورة وهو قابل لكل ما نقش ومائل إلى كل ما يمال به إليه
Artinya, “Ketahuilah cara mendidik anak termasuk masalah yang paling penting dan paling urgen. Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hati mereka suci, mutiara berharga, bersih dari segala ‘ukiran’ dan rupa. Hati anak-anak menerima setiap ‘ukiran’ dan cenderung pada ajaran yang diberikan kepada mereka,”
Imam Al-Ghazali menganjurkan dua pendekatan dalam mendidik anak. Pertama, orang tua disarankan untuk menanamkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari anak dengan memberikan contoh. Kedua, mereka disarankan untuk secara langsung mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak. Menurutnya, memperkenalkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari akan membekas dalam jiwa anak, sementara menanamkan nilai-nilai kebaikan juga penting sebagai standar moral.
Imam Al-Ghazali menekankan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter anak dan bahwa mereka akan diberi pahala jika mendidik anak dengan baik. Sebaliknya, mereka akan menanggung dosa besar jika mengabaikan pertumbuhan anak. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa orang tua harus aktif dalam mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anak mereka.
Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya bagi orang tua untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pendidikan, bimbingan, dan pengasuhan anak-anak mereka. Ia menegaskan bahwa orang tua tidak boleh mengabaikan tanggung jawab mereka dalam memberikan pendidikan agama dan moral kepada anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.