Kebaya, sebagai salah satu busana tradisional khas Indonesia, telah mendapatkan pengakuan dunia. Pada tanggal 6 Desember 2023, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi menetapkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Pengakuan tersebut disampaikan dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) di Paraguay, Rabu (12/4).
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengumumkan kabar gembira tersebut, dilansir dari laman CNN Indonesia, “Pada 3 dan 4 Desember, tiga elemen budaya resmi masuk dienkripsikan dalam Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage UNESCO, yaitu reog Ponorogo, kebaya, dan kolintang,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada Rabu (4/12).
Asal Kebaya
Kebaya bukan sekadar pakaian tradisional, tetapi juga simbol keberagaman dan persatuan budaya Indonesia. Setiap daerah memiliki gaya yang unik, mencerminkan kekayaan budaya nusantara, seperti Kebaya Jawa, Bali, Sunda, dan Minangkabau.
Melansir dari laman Tradisi Kebaya, asal-usul busana kebaya Indonesia pun masih diperdebatkan karena ada pengaruh dari Portugis, Arab, Cina dan lain-lain pengaruh melalui sejarah jalur perdagangan di Nusantara. Dapat dikatakan bahwa berkebaya bisa dikategorikan sebagai “shared culture” bersama-sama negara-negara serumpun di Asia Tenggara, meskipun memiliki detail yang berbeda. Oleh karena itu perlunya pencatatan secara sah, agar narasi yang digunakan untuk mempromosikan tradisi kebaya Indonesia sebaiknya tidak “mendiskreditkan” negara lain atau mengklaim bahwa negara lain akan “mengambil” suatu elemen budaya dari negara yang merasa “memiliki” budaya tersebut.
2 Model Kebaya Indonesia Yang Diakui UNESCO
Butuh waktu 2 tahun sampai akhirnya kebaya yang didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) resmi diakui UNESCO. Sesuai yang didaftarkan, 2 model ini kini resmi jadi WBTB UNESCO. Apa saja? Mari simak penjelasannya.
1. Kebaya Kerancang
Kebaya Kerancang atau nama lainnya Kebaya Encim berasal dari budaya Betawi dengan pengaruh budaya Peranakan Tionghoa di Indonesia. Ciri khasnya adalah penggunaan bahan transparan seperti voile dengan bordir halus di bagian tepi. Biasanya dikenakan dengan rok batik yang lebih santai, mencerminkan gaya yang lebih modern namun tetap tradisional.
2. Kebaya Labuh
Kebaya Labuh mencerminkan keindahan busana tradisional Melayu dari Provinsi Riau. Memiliki nilai historis dan estetika yang tinggi, melambangkan keanggunan, kehalusan, dan identitas perempuan Melayu. Memiliki potongan yang lebih panjang dibandingkan kebaya lainnya, biasanya hingga lutut atau lebih. Terdapat desain sederhana tanpa banyak ornamen, tetapi dihiasi bordir halus atau sulaman di tepi kain. Bahannya terdiri seperti katun, satin, atau kain tradisional khas Melayu seperti kain tenun Siak atau songket. Warna yang digunakan umumnya lembut, seperti putih, pastel, atau warna-warna alami khas budaya Melayu.
Pengakuan kebaya sebagai warisan budaya UNESCO adalah wujud penghargaan terhadap kekayaan budaya Indonesia. Dengan terus melestarikan dan mempromosikan budaya melalui pakaian, Indonesia dapat mempertahankan identitas budayanya di tengah arus modernisasi global.